Nama : MITHA
FILANDARI
NPM : 24212612
Kelas : SMAK06-5
Riview Pertemuan 1
Bank dan Lembaga Keuangan 2
Bank
Bank adalah suatu lembaga yang menghimpun
dana dari masyarakat melalui simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat
berupa pinjaman atau kredit.
Use of Fund (Menyalurkan Dana)
|
Source of Fund (Menghimpun Dana)
|
|
Tabungan
|
Loan
|
Giro
|
|
Deposito
|
Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat
ingin menabung di bank :
1.
Interest. Masyarakat
menabung di bank dengan harapan mendapatkan interest (bunga) yang
setinggi-tingginya sehingga jumlah uang pada tabungannya bertambah.
2.
Risk. Menabung di
bank merupakan salah satu cara agar uang yang kita miliki dapat disimpan dengan
aman, sehingga mengurangi berbagai risiko seperti hilang, dicuri dan
sebagainya.
3.
Investasi. Salah satunya
dengan cara deposito sehingga masyarakat (nasabah) akan mendapatkan bunga
sehingga dapat menambah jumlah uang mereka.
Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat
meminjam uang ke bank :
1.
Investasi (capital). Masyarakat
yang membutuhkan uang cenderung meminjam uang di bank karena ingin membuka
usaha atau melakukan kegiatan serupa sehingga mendapatkan keuntungan.
2.
Menambah kapasitas atau cash flows. Contohnya, kartu kredit
sehingga dapat memperlancar dan menambah kapasitas dalam transaksi.
Mengapa masyarakat meminjam uang ke bank dan
bukan ke lembaga lainnya?
Masyarakat cenderung meminjam uang ke bank
karena dengan meminjam ke bank tidak perlu ada double coincidence, yaitu trust
(kepercayaan) dan dana. Bank hanya perlu menyediakan dana untuk meminjamkan
uang ke masyarakat tidak perlu ada trust
(seperti, harus kenal dengan peminjam). Lain halnya jika masyarakat meminjam ke
masyarakat lainnya (orang ke orang).
Person to Person
Contohnya, jika A (orang yang memiliki uang)
ingin melakukan investasi untuk menambah wealth
(kekayaan) sementara B (orang yang butuh uang), ingin meminjam uang untuk
melakukan investasi. Dalam kasus ini, A dan B harus bertemu sehingga B dapat meminjam
uang ke A, tetapi harus ada double
coincidence, yaitu trust (kepercayaan)
dan dana.
Person – Bank – Person
Contohnya, A, orang yang memiliki uang
cenderung akan menggunakan uangnya untuk: (1) konsumsi, (2) precautionary (berjaga-jaga),
dan (3) investasi (menambah wealth). Maka, A akan berinvestasi dengan menabung
di bank agar mendapatkan bunga (i1). Sementara B, orang yang
membutuhkan uang akan meminjam uang di bank kemudian membayar bunga (i2).
Dalam hal ini, A mengharapkan memperoleh bunga
sebesar-besarnya sedangkan B mengharapkan membayar bunga sekecil-kecilnya. Namun,
hal itu tidak mungkin terjadi karena Bank sudah menetapkan bunga, yaitu i2
> i1 sehingga selisih dari i2 dan i1
disebut sebagai interest spread (bunga/keuntungan yang diperoleh bank).
Seperti yang disebutkan diatas, masyarakat
dapat meminjam uang dengan masyarakat lain, bukan melalui bank. Salah satunya
adalah menerbitkan obligasi.
Sebagai ilustrasi, B, membutuhkan uang dengan
cara menjual obligasi dan A membeli obligasi B sehingga mendapatkan diskonto. Pada
kondisi ini bunga yang diberikan (i3) bisa lebih besar dari i1
(bunga yang diberikan bank untuk nasabah) dan bisa lebih kecil dari i2
(bunga yang ditetapkan bank untuk debitor), sehingga i2 > i3
> i1. Kemudian B membuat perusahaan, yaitu PT. X, karena A hanya
membeli obligasi maka A tidak memiliki hak pada perusahaan tersebut. Kemudian A
membeli saham PT. X sehingga mendapatkan dividen. Dua kegiatan yang dilakukan A
itu termasuk investasi.
Dalam hal ini, Bonus diberikan tergantung
pada owner perusahaan. Teori yang mengatur Retained Earning dan Bonus disebut
Contigency Teory, perbedaan kebijakan antara owner dan manajemen. Owner perusahaan
ingin meningkatkan value di masa datang sementara manajemen ingin adanya
pembagian hasil usaha perusahaan.
Kebijakan mengenai bonus ada dua, yaitu :
1.
Micro Manage : Dalam
hal ini, bonus yang diberikan biasanya sedikit sementara retained earningnya
diperbesar dan biasanya owner ikut campur dalam kegiatan operasional.
2.
Macro Manage : Dalam
hal ini, terdapat target perusahaan, contohnya jika karyawan dapat menjual
barang di atas target maka akan mendapat pembagian hasil dari keuntungan
penjualan tersebut.
Jadi, selain meminjam dan berinvestasi di
bank, masyarakat juga dapat meminjam dan berinvestasi pada pasar modal (contonya,
PT. X). Jika bunga bank lebih tinggi dari pada bunga di pasar modal, maka orang
cenderung akan berinvestasi di bank.
Pasar Modal
Harga Saham :
26/6/14
Pukul 11.00 :
Rp 10.000/lembar
A membeli
saham di pasar modal dengan harga Rp 10.000/lembar.
Pukul 14.00 :
Rp 11.000/lembar
Pada saat
ini, A sudah memiliki keuntungan potensial (potential gain) dan jika A sudah
menjual sahamnya, maka akan menjadi keuntungan real (real gain) dan memperoleh
capital gain sebesar Rp 1.000/lembar. Penjual saham ini disebut short selling
karena pembelian dan penjualan terjadi di waktu yang singkat. Namun, jika A
ingin memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.500 maka A dapat menunda menjual saham
tersebut.
Pukul 16.00 :
Rp 9.500/lembar
Pada saat
ini, A akan mengalami kerugian potensional (potentional loss) Rp 500. Hal ini
belum dicatat karena belum terjadi (real).
Pada saat ini, A akan menahan untuk tidak menjual saham (hedging) karena
akan mengalami kerugian.
27/6/14
Pukul 10.00 :
Rp 9.200/lembar
Pada tahap
ini, A masih mengalami potential loss dan jika terus terjadi kerugian maka A harus mengantisipasinya dengan cara mencari
orang yang dapat menganalisis harga saham sehingga dapat mengetahui kapan harga
saham akan kembali naik. Harga saham selalu berfluktuasi, factor yang
mempengaruhinya, yaitu: perubahan kurs, konflik, event tertentu (pemilu,
Ramadhan, dll).