ANALISIS PENGARUH PEMBATASAN SUBSIDI BBM TERHADAP M1,M2 DAN PENDAPATAN PERKAPITA
TUGAS KELOMPOK TEORI EKONOMI 1
NAMA NPM
EKA MIRATUL KHASANAH 22212411
MITHA FILANDARI` 24212612
PUTRI MARYAM ANGGREINI 25212773
WIWIT TRI CHAHYANI 27212761
SMAK06-3
PENGARUH PEMBATASAN SUBSIDI BBM TERHADAP M1,M2 DAN PENDAPATAN PERKAPITA
PENGARUH PEMBATASAN SUBSIDI BBM TERHADAP M1,M2 DAN PENDAPATAN PERKAPITA
Pengamat
ekonomi Umar Juoro menyatakan penambahan kuota BBM Bersubsidi tidak
akan efektif mengatasi tingginya permintaan BBM karena berapapun
besarnya tambahan akan tetap habis. Kenaikan harga minyak inilah
kemudian yang menyebabkan beban anggaran subsidi BBM dalam APBN
bertambah. Dalam rentang waktu 2006-2011, realisasi anggaran subsidi BBM
secara nominal mengalami peningkatan sebesar Rp 65,5 triliun atau
tumbuh rata-rata 15,1 persen per tahun, dari sebesar Rp 64,2 triliun
(1,9 persen terhadap PDB) pada tahun 2006, menjadi Rp 213,7 triliun (1,8
persen terhadap PDB) pada tahun 2011.
Secara
umum, bank sentral mencatat adanya peningkatan dalam jumlah uang
beredar M1 dan M2 menjadi IDR 836,51 triliun dan IDR 3.364,12 triliun
pada April 2013. Jika
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, M1 dan M2 meningkat masing-masing sebesar 16% dan 15%.
Semakin banyak jumlah uang yang beredar maka
nilai tukar Rupiah cenderung
akan melemah dan harga-harga akan meningkat. Pertumbuhan jumlah
uang beredar yang tinggi sering kali juga menjadi penyebab tingginya
inflasi karena meningkatnya jumlah uang beredar akan menaikkan
permintaan yang pada akhirnya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan di
sector riil akan menyebabkan naiknya harga.
Jika
terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya
inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini
premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis
barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti
penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat sehari-hari. Inflasi akan terjadi apabila subsidi BBM
dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang
tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat.
Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan
pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus
ini adalah “Cost Push Inflation”. Inflasi ini terjadi karena
adanya kenaikan dalam biaya produksi. Inflasi ini dilihat dari
penyebabnya, Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan
terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan
harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi.
Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya
biaya distribusi dan juga menaikkan inflasi. Harga barang-barang
menjadi lebih mahal, daya beli merosot, karena penghasilan masyarakat
yang tetap. Sehingga menyebabkan perekonomian akan terhenti (stagnan)
dan tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit macet semakin
kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya lapangan
kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan
harga serta penurunan permintaan barang.
Dengan
tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah
juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah
kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga
mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit,
karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income
dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.
Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan Perekonomian Nasional
Jika
terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya
inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini
premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis
barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti
penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat sehari-hari. Inflasi akan terjadi apabila subsidi BBM
dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang
tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat.
Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan
pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus
ini adalah “Cost Push Inflation”. Inflasi ini terjadi karena
adanya kenaikan dalam biaya produksi. Inflasi ini dilihat dari
penyebabnya, Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan
terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan
harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi.
Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya
biaya distribusi dan juga menaikkan inflasi. Harga barang-barang
menjadi lebih mahal, daya beli merosot, karena penghasilan masyarakat
yang tetap. Sehingga menyebabkan perekonomian akan terhenti (stagnan)
dan tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit macet semakin
kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya lapangan
kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan
harga serta penurunan permintaan barang.
Dengan
tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah
juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah
kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga
mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit,
karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income
dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.
Kesimpulan
Kenaikan
harga BBM selalu berpengaruh dengan kenaikan harga-harga kebutuhan
pokok dan kebutuhan yang lain, BBM merupakan faktor bahan baku yang
utama bagi sektor industri. Sehingga dampak kenaikan harga BBM akan
sangat dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya kalangan masyarakat
kecil. Kenaikan BBM tidak hanya menimbulkan dampak negatif saja tetapi
juga menimbulkan dampak positif.
Dampak
yang signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi
perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah
akan terjadi kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang
beredar di masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula pada
harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan
mengalami penurunan, ketidakstabilan akan terjadi. Kebijakan pemerintah
untuk mengatasi inflasi adalah dengan menetapkan kebijakan moneter,
kebijakan fiskal dan kebijakan Rill.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar